Kamis, 08 Juli 2010

KISAH NYATA, BERTEMU DENGAN POCONG NENEK

Cerita ini berawal ketika gw masih kelas 1 SMP. Sungguh pengalaman ini takkan terlupakan. Betapa tidak. Untuk pertama kalinya gw melihat langsung apa yang disebut orang “POCONG

Jam dinding kala itu menunjukkan pukul 22.00 WIB . Kami sekeluarga masih berbincang-bincang. Rasa kantuk yang menyerang seperti angin lalu, karena saking asyik nya kami berbicara. Lelucon yang dilemparkan oleh adik ku terasa menambah semangat kami untuk melanjutkan perbincangan.

“Tok, tok, Tok” terdengar seperti ada seseorang yang mengetuk pintu rumah kami. Seketika kami menghentikan pembicaraan. Adikku segera membukakan pintu, ingin tahu entah siapa yang datang malam-malam begini.

Setelah dibuka. Kami baru tahu, kalau yang bertamu selarut ini adalah kakek. Sepertinya kakek datang dengan tegesa-gesa. Itu bisa dilihat dari muka dan badannya yang berkeringat. Tanpa berbasa-basi, kakek menceritakan maksud kedatangannya. Rupanya kakek mengabarkan bahwa, nenek masuk rumah sakit dan di opname di sana. Sentak suasana menjadi panik. Mama yang pada saat itu ingin langsung bergegas pergi ke rumah sakit untuk membesukknya, tetapi di halangi oleh kakek dengan alasan sudah larut malam. Sepulang kakek dari rumah, kami menjadi tidak tenang, betapa tidak, kami di rumah enak-enakan sedangkan nenek terbaring di rumah sakit. Kami hanya bisa berdo’a agar nenek lekas sembuh.

Subuh menjelang, gw terbagung seketika, kala mendengar azan subuh tiba, jujur, gw sendiri g bisa tidur nyenyak. Pagi itu, lagit tak begitu cerah, gw sendiri merasakan perasaan yang tidak enak. Tapi gw tepis rasa itu jauh-jauh. Aku berinisiatif untuk tidak masuk sekolah hari itu. Pada pukul 8.00 pagi, kakek dapat telepon kalau nenek sedang menjalani perawatan, dokter mendapati adanya cairan hitam yang berada di dalam lambung nenek.

Sepanjang pagi itu, kami sekeluarga tidak henti-hentinya memanjatkan do’a kepada ALLAH SWT agar nenek di beri kesehatan. Namun takdir berkata lain. Segala sesuatu yang di ciptakan tidak ada yang kekal dan segala sesuatu yang bernyawa pasti akan kembali dan menghadap kepada sang pencipta. Pukul 10.00 wib, kami mendapat berita bahwa nenek “SUDAH TIADA”.

Isak tangis pecak seketika, kala kami mendengar berita duka itu. Kakek yang selama ini tegar dalam meghadapi berbagai masalah namapak tak dapat mnyembunyikan raut wajah yang sangat sedih akan kehilangan istri tercinta. Selang dua jam kemudian, terdengar suara mobil ambulan. Mobil ambulan itu datang membawa, jenazah nenek. Tangis dan do’a mengiringi kedatangan jenazah nenek ke rumah duka. nenek yang selama ini baik dan penyayang kepada semua orang terlebih kepada cucu-cucunya. Para tetangga pun tidak ada yang merasa dirugikan semasa nenek masih hidup, tak hanya kami. Bahkan para tetangga pun merasa sangat kehilangan akan kepergian nenek.

Beberapa jam kemudian, datang lah seorang perempuan berpakaian sederhana. Sejenak ku pandang, siapa wanita ini. Sepertinya dia berusaha mendekati jenazah. Rupanya itu orang yang akan memandikan jenazah nenek yang memang sedari tadi telah ditelepon kakek.
Setelah dimandikan. Kami para keluarga termasuk juga cucu-cucu nenek. Bergantian mencium pipi nenek yang akan segera di kebumikan. Ketika giliran ku. Gw merasa agak takut tapi semua itu ku tepis, mengingat jenazah tersebut adalah nenek ku sundiri. Terasa sangat dingin pipi nenek. Bagai mencium sebuah balok es.

Sekitar pukul 14.00 wib. Jenazah nenek dibawa ke masjid untuk disolatkan. Setelah disolatkan. Gw turut ikut mengantarkan jenazah nenek ke liang kubur sedangkan anak perempuan dilarang untuk ikut.

Selang tiga hari meniggalnya nenek, tepatnya malam pukul 22.00 wib. Gw dan mama bermaksud untuk tidur di rumah kakek, supaya kakek tidak merasa kehilangan berat atas meniggalnya nenek. Tidak hanya kami yang bermalam di sana. Semua anak nenek dan cucu-cucunya juga bermalam di rumah kakek.

Mama ku bermaksu untuk pergi bersama menuju rumah kakek, tapi kala itu, gw masik asik-asiknya bermain. Kesal mama tidak berhasil membujuikku, akhirnya mama pergi sendirian. Selang beberapa lama, akhirnya gw menyusul mama yang sudah duluan pergi ke rumah kakek. Jarak antara rumah kami dan rumah kakek tidak begitu jauh, hanya di pisahkan oleh beberapa ruko.


Ketika, gw hendak masuk lorong atau gang, tiba-tiba bulu kuduk ku berdiri. Kok tersa merinding begini. Ditambah suasana yang sepi dan sunyi. Mengingat waktu itu sudah lewat pukul 23.30 wib. Tiba-tiba, gw dikejutkan sesosok makhluk berpakaian putih dan kepalanya berkuncir yang keluar dari gang kecil yang ada di dalam lorong itu. Sangat jelas terlihat itu adalah POCONG. Tersentak gw taget bercampur takut yang teramat sangat, betapa tidak. Mata pocong itu berwarna merah menyala dan melayang satu kilan atau lima jari dari tanah, tetapi Setelah diperhatikan lebih seksama, POCONG tersebut adalah nenek. Ketika gw tahu kalau itu adalah dia. Perasaan takut ku menjadi sirna. Jarak antara gw dan POCONG tersebut sekita 2 meter. Segera ku gerakkan kaki ku guna menarik POCONG tersebut. Tapi kaki ku terasa sangat berat bagai membawa beban yang sangat berat. Ketika tangan ku sedikit lagi akan menyentuk kain POCONG tersebut. POCONG tersebut masik lagi ke gang kecil tadi tempat dia keluar. Gw menoleh ke tempat POCONG tersebut menghilang tetapi hasil nya nihil. POCONG tersebut benar-benar hilang. Tak sadar gw menolehkan pandangan ke belakan dan tiba-tiba. Pandangan ku di kejutkan oleh POCONG tadi yang sedang berdiri tepat di samping gapura. Ketika gw ingin menoleh untuk kedua kalinya. POCONG tersebut telah menghilang. Yang gw rasakan ketika itu adalah rasa takut yang bercampur kesal karea gagal memegang POCONG tersebut. Dengan perasaan kacau bercampur aduk. Gw lanjutkan untuk pergi ke rumah kakek. Sesampai di rumah kakek, gw g menceritakan kejadian yang barusan gw alami tadi. Kitika mw tidur, tiba-tiba jendela yang sedari tadi terkunci rapat, tiba-tiba terbuka sendiri. Dari jendela ang terbuaka itu, datang lah angin yang cukup kencang, tapi heran kenapa kakek g terbagung dari tidur padahal suara jendela lumayan keras menghempas. Dengan perasan takut, gw g berani sama sekali membukakan mata. Lama-kelamaan angin itu meyapu kulit ku dan lama-kelamaan terasa seperti usapan sebuah tangan yang lembut halus nan dingin. Tepai gw g bergeming. Gw tetap mememjamkan mata. Sampai akhirnya gw tertidur. Keesokan harinya, gw sakit.. mungkin disebabkan rasa takut yang teramat sangat. Dan akhirnya gw menceritakan seluruh kejadian yang gw alamin semalam ke keluarga besar. Mereka terkejut dan menasehati ku agar tidak pergi sendirian dan mendenagrkan perkataan orang tua.
Hari itu teringat jelas, hari jum’at., sebagai kewajiban seorang muslim, apalagi seorang laki-laki, menunaikan salat jum’at. Dalam kotbah jum’at itu. Sang khotib menjelaskan bahwa sesungguhnya, manusia itu ketika lahir ke dunia telah di dampingi malaikat dan jin. Jin pada manusia disebut Qarin atau jin Qarin. Jin Qarin inilah yang senantiasa menimbulkan fitnah ketika seseorang meninggal dan Qarin lah yang menjelma mejadi si-almarhum atau almarhumah. Sehingga masyarakat terkadang di kejutkan oleh arwah gentayangan, tetapi sebenarnya itu adalah tipu muslihat setan yang nyata, jelas Khatib. Hanya baginda Rasul MUHAMMAD SAW yang qarinnya di taklukkan ALLAH SWT.

Mendengar penjelasan khotbah tersebut, gw kepikiran akan peritiwa yang gw sempat alami beberapa waktu yang lalu.. ternyata, POCONG yang gw lihat kemarin adalah Qarin yang ingin menimbulkan fitnah besar.


Malamnya, gw bermimpi . di dalam mimpi itu, gw naik delman, di atas delman tersebut, gw bertemu dengan nenek yang rupanya belia. Seperti nenek kembali muda. Gw inet baged, ketikan dalam mimpi tersebut. Gw naik delman dengan nenek sambil mengitari taman bunga yang sangat indah. Gw sendiri belum pernah melihat taman bunga seindah itu. Di setiap jengkal jlan juga terdapat pohon yang buahnya beraneka ragam. Harum wangi menyeruak menusuk hidung. Wanginya lembut dan menyejukkan qalbu.. sungguh, tiada banding wangi seperti ini. Sembari mengelilingi taman denagn memggunakan delman. Gw berbincang-bincang dengan nenek. Salah satu pertanyaan yang gw ajukan ke nenek adalah kok bisa nenek kembali muda. Seperti wanita berusia 22 tahun padahal nenek berusia 63 tahun, tetapi nenek membalas pertanyaan gw dengan senyuman.

Bukan sekali itu saja gw mimpi bertemu dengan nenek. Pernah gw bermimpi tidur di pangkuan nya. Terasa sekali keitka itu nenek bercerita dan bersalawat kepada ku sembari kepalaku rebah di atas pangkuannya... disetiap mimpi bertemu nenek. Tidak ada yang buruk.

Gw berkesimpulan, nenek sudah tenang di alam sana dan di tempatkan di sisi ALLAH SWT yang di rido-i.


Amin.



--------------------------------------------------------------------------------------------------



Original posting by http://kamar-bujang.blogspot.com

Penulis: Adi hidayat

Tidak ada komentar: